Selasa, 15 Desember 2015
Jumat, 11 Desember 2015
karil sueng 819227605 02031982
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
TERHADAP MATERI PENDUDUK INDONESIA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK TIPE NHT
SISWA KELAS VI SD
NEGERI NO. 117846 SEI BEROMBANG
TAHUN 2015/2016
Laporan PKP ini Disusun
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar
Sarjana Pendidikan Guru
Sekolah Dasar ( PGSD )
Universitas Terbuka
OLEH:
Siti Engsah
Nasution
NIM.
819227605
PROQRAM
STUDI PGSD-S1
POKJAR
LABUHAN BILIK KABUPATEN LABUHANBATU
UPBJJ MEDAN
UNIVERSITAS
TERBUKA
2015
ABSTRAK
SITI
ENGSAH NASUTION, 2015, Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial terhadap materi Penduduk
Indonesia dengan menggunakan metode diskusi
kelompok tipe NHT siswa kelas VI SD Negeri No. 117846 Sei Berombang. Tahun
Pelajaran 2015/2016. Program studi PGSD S-1, Pokjar Labuhan Bilik, UPBJJ Medan,
Universitas Terbuka.
Pelaksanaan tindakan
perbaikan pembelajaran ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar IPS
siswa kelas VI SD Negeri No. 117846 Sei Berombang pada materi Penduduk Indonesia. Persentase
ketuntasan 33% dengan jumlah siswa 15 orang. Hasil refleksi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru mengidentifikasikan bahwa masalah rendahnya hasil belajar
siswa disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep materi,
pembelajaran berpusat pada guru, dan media pembelajaran kurang menarik. Sebagai
tindakan perbaikan guru, menggunakan metode diskusi kelompok. Tujuan penelitian
tindakan ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS pada materi
penduduk Indonesia melalui penerapan metode diskusi kelompok di kelas VI SD
Negeri No. 117846 Sei Berombang tahun pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian
tindakan ini adalah siswa kelas VI SD Negeri No. 117846 Sei Berombang yang
berjumlah 15 orang, terdiri dari 5 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki.
Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2015/2016. Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua siklus. Kegiatan pada
setia siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis bentuk
pilihan ganda berjumlah 10 soal. Hasil belajar siswa setelah melaksanakan
tindakan perbaikan pembelajaran pada materi Penduduk
Indonesia ditunjukan dengan persentase ketuntasan kelas pada siklus I
mencapai 67%, dan pada siklus II mencapai 90%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar IPS siswa pada materi Penduduk Indonesia dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode diskusi
kelompok di kelas VI SD Negeri No. 117846
Sei Berombang tahun ajaran 2015/2016.
Kata-kata
kunci : Hasil belajar IPS,
Metode Diskusi Kelompok.
BAB I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai posisi strategis dalam rangka peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Posisi yang strategis tersebut dapat tercapai apabila
pendidikan yang dilaksanakan mempunyai kualitas. Pendidikan dikatakan
berkualitas apabila terjadi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan efisien
dengan melibatkan semua komponen-komponen pendidikan, seperti mencakup tujuan
pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, strategi/metode belajar
mengajar, alat dan sumber pelajaran serta evaluasi (Sugito.1994:3). Komponen-komponen tersebut dilibatkan secara
langsung tanpa menonjolkan salah satu komponen saja, akan tetapi komponen
tersebut diberdayakan secara bersama-sama.
Pengajaran IPS di SD ditujukan bagi pembinaan generasi penerus usia dini
agar memahami potensi dan peran dirinya dalam berbagai tata kehidupannya,
menghayati keharusan dan pentingnya bermasyarakat dengan penuh rasa kebersamaan
dan kekeluargaan serta mahir berperan dilingkungannya sebagai insan sosial dan
warga negara yang baik. Untuk itulah dalam pengajaran IPS harus dapat membawa
anak didik kepada kenyataan hidup yang sebenarnya yang dapat dihayati mereka,
ditanggapinya, dianalisisnya akhirnya dapat membina kepekaan sikap mental,
keterampilan dalam menghayati kehidupan yang nyata ini.
Guru mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam pengajaran,
karena guru merupakan penentu kualitas pengajaran. Oleh karena itu guru harus
selalu meningkatkan peranan dan kompetensinya dalam mengelolah
komponen-komponen pengajaran. Guru yang memiliki kompetensi tinggi akan mampu
mendorong peserta didik meraih prestasi yang optimal. Oleh karena itu
pembelajaran harus berorientasi pada peserta didik, karena peserta didik
merupakan komponen pokok dan subjek didik.
Peningkatan pretasi akan tercapai apabila terjadi pembelajaran yang bermakna,
yaitu pembelajaran yang mampu melibatkan secara aktif peserta didik baik fisik,
mental intelektual dan emosional. Hal ini tergantung pada kemampuan guru di
dalam mengajar. Guru akan memiliki kompetensi mengajar, jika guru paling tidak
memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis berbagai metode belajar mengajar
serta hubungannya dengan belajar disamping kemampuan-kemampuan lain yang
menunjang.
Untuk mengajarkan mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar dapat dilaksanakan
dengan berbagai metode, namun dilihat dari kenyataan di lapangan saat ini dalam
pembelajaran guru kurang menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran
sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Imam (1994:7) mengatakan metode
adalah cara yang sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Penggunaan metode demonstrasi ini juga bisa memberi kesempatan pada siswa untuk
melakukan demonstrasi tersebut. Metode demonstrasi bertujuan untuk mendidik
siswa belajar memahami dan mengartikan akan sesuatu berdasarkan kesimpulan yang
diperolehnya dari apa yang didemonstrasikan tersebut.
1.Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil
observasi penulis dan wawancara dengan guru SD
Negeri No. 117846 Sei Berombang dalam pembelajaran IPS hanya menggunakan metode ceramah. Sehingga siswa
jenuh dan bosan dalam belajar yang mengakibatkan peserta didik tidak mengerti
dengan materi yang diajarkan dan nilai hasil belajar yang diperoleh rendah.
2. Analisis
Masalah
Setelah menemukan masalah dalam
pembelajaran IPS di atas, kemudian di analisis serta di cari penyebab timbulnya
masalah yang mengakibatkan kurang optimalnya keberhasilan pembelajaran yang
dilakukan, maka hasilnya menunjukan bahwa penyebabnya antara lain:
- Dalam pembelajaran guru tidak menggunakan metode yang tepat.
- Guru tidak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
- Guru kurang memotivasi siswa dalam belajar.
B. Rumusan
Masalah
Dari uraian di atas maka penulis dapat merumuskan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu apakah
dengan menggunakan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VI SD Negeri No. 117846 Sei Berombang pada pelajaran IPS materi Penduduk Indonesia?
C. Tujuan
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa pada materi Penduduk
Indonesia mata pelajaran IPS di kelas VI SD
Negeri No. 117846 Sei Berombang.
D. Manfaat
Penelitian Perbaikan
Dari hasil penelitian yang
dilakukan, maka diharapkan diperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Siswa bertambah minat dan kemauannya dalam
belajar IPS yaitu dengan menggunakan metode diskusi kelompok.
2. Bagi siswa
dapat mempunyai peluang yang cukup mengoptimalkan kemampuan dalam belajar
sehingga dapat tercapai ketuntasan dalam memahami suatu bahan pelajaran dan
dengan menggunakan metode demonstrasi sehingga dapat meningkatkan pemahaman
konsep dan kinerja ilmiah.
3. Bagi
guru dapat digunakan sebagai masukkan bahwa penggunaan metode diskusi kelompok
dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam KBM
BAB. II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil
Belajar
Kegiatan belajar tidak pernah lepas dari aktifitas
kehidupan manusia. Belajar merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Belajar selalu berkenan
dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar apakah itu mengarah
kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak.
Sehingga belajar bukan merupakan suatu tujuan, akan tetapi suatu proses untuk
mencapai tujuan.
Para
ahli dalam mendefinisikan belajar menggunakan istilah perubahan yang berarti bahwa seseorang itu setelah belajar akan
mengalami perubahan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar merupakan
suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku baik itu aspek pengetahuan, maupun aspek-aspek sikapnya.
Seseorang
telah melakukan perbuatan belajar maka akan terlibat terjadinya perubahan dalam
salah satu atau beberapa aspek tingkah laku. Misalnya dari tidak bisa menjadi
bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari ragu menjadi yakin, dari tidak
sopan menjadi sopan dan lain-lain. Singkatnya belajar adalah aktifitas sadar
yang dilakukan seseorang untuk mengubah tingkah laku ke arah yang konstruktif.
Dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar itu adalah perubahan tingkah laku yang baru
yaitu tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan sebelum
belajar karena pengalaman, latihan dan interaksi individu dengan lingkungannya,
yang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan
ataupun proses belajar berikutnya.
B. Metode Diskusi Kelompok Tipe
NHT
Dalam perencanaan pembelajaran guru dapat memilih
dan menentukan metode pembelajaran yang digunakan. Pada perencanaan
pembelajaran perlu diperhatikan faktor-faktor kemampuan guru, tujuan
pembelajaran, kekhasan bahan pembelajaran, keadaan sarana dan prasarana, serta
keadaan siswa dan asas-asas pengembangan kurikulum.
Yang
dimaksud dengan metode diskusi kelompok adalah format pembelajaran peserta
didik yang menitikberatkan kepada interaksi antara anggota yang lain dalam
suatu kelompok. Oleh karenanya tujuan metode ini bukan hanya sekedar hasil
belajar, tetapi yang lebih penting adalah proses belajar. Sehingga peserta
didik aktif lebih memantapkan penguasaan terhadap bahan/materi yang telah
disampaikan dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Langkah-langkah
penerapan metode diskusi kelompok tipe
NHT sebagai berikut:
§ Guru menyiapkan kondisi kelas.
§ Guru meminta siswa untuk berdoa.
§ Guru mengabsen siswa.
§ Guru memberikan apersepsi.
§ Guru menjelaskan tentang sensus penduduk
Indonesia.
§ Guru menjelaskan tentang komposisi
penduduk Indonesia.
§ Guru menjelaskan tentang persebaran
penduduk Indonesia.
§ Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok.
§ Setiap siswa diberi nomor yang berbeda.
§ Guru membagi tugas yang berbeda kepada
masing-masing kelompok.
§ Masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya.
§ Guru memanggil nomor secara acak dari kelompok
yang berbeda untuk menanggapi presentasi dari kelompok lain.
§ Guru bersama siswa menyimpulkan
pembelajaran.
§ Guru meminta siswa mengerjakan soal.
§ Guru memberikan tugas di rumah kepada
siswa.
§ Guru memotifasi siswa untuk mengulang
pelajaran di rumah.
§ Guru meminta siswa berdoa untuk pulang.
C. Penerapan
Metode Diskusi Kelompok Tipe NHT Pada Materi
Penduduk
Indonesia
Agar penerapan metode diskusi kelompok tipe NHT dalam
pembelajaran IPS pada materi penduduk
Indonesia berhasil dengan efektif maka perlu dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu
memahami penduduk Indonesia.
2. Membimbing siswa membentuk kelompok
3. Membagikan LKS tentang penduduk Indonesia.
4. Memberikan pengarahan tentang LKS.
5. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya.
6. Memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk
menanggapi hasil diskusi yang dilaporkan.
7. Memberikan penjelasan tentang hasil diskusi
yang dilaporkan.
8. Meminta siswa mencatat hasil diskusi dari
setiap kelompok.
9. Memberikan evaluasi.
D. Materi Penduduk Indonesia
Negara Indonesia merupakan
negara yang mempunyai jumlah penduduk yang besar. Penduduk Indonesia adalah
orang yang bertempat tinggal di Indonesia secara geografis, penduduk Indonesia
tersebar di beberapa pulau besar dan kecil atau kepulauan.
Untuk mengetahui jumlah
penduduk, pemerintah mengadakan perhitungan penduduk yang disebut sensus
penduduk oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
1. Sensus
Penduduk
Sensus
penduduk atau cacah jiwa dilaksanakan pemerintah dalam jangka waktu tertentu
secara serentak setiap 10 tahun sekali sejak tahun 1930.
Sensus
penduduk terdiri atas 2 macam:
a. Sensus De Facto, yaitu
penghitungan/pencacahan terhadap setiap penduduk yang berada di suatu wilayah
ketika sensus dilaksanakan.
b. Sensus De Jure, yaitu
penghitungan/pencacahan terhadap penduduk yang benar-benar bertempat tinggal di
wilayah yang dilaksanakan sensus.
2. Komposisi
Penduduk
Komposisi
penduduk, yaitu pengelompokan penduduk berdasarkan ukuran tertentu seperti
umur, jenis kelamin, mata pencaharian dan tempat tinggal. Pengelompokan
penduduk dapat digunakan sebaga dasar dalam pengambilan kebijakan dan pembuatan
program dalam mengatasi masalah-masalah di bidang kependudukan.
a. Penduduk belum produktif atau usia muda (umur
0-14 tahun)
b. Penduduk produktif atau usia dewasa (umur
15-64 tahun)
c. Penduduk kurang produktif atau usia tua (umur
65 tahun keatas)
3. Persebaran
Penduduk
a. Daerah Pantai, memiliki
ciri-ciri:
§ Mata pencaharian nelayan, pengusaha
perikanan.
§ Sistem persawahan adalah pasang surat.
b. Dataran rendah:
§ Mata pencaharian beragam antara lain
pertanian, perkantoran, jasa dan industri.
§ Sawah irigasi.
c. Dataran tinggi
§ Berkebun kopi, teh, cokelat, tembakau.
§ Wilayah kurang dimanfaatkan sebagai
kawasan hutan.
E. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Interaksi yang di maksud adalah
interaktif edukatif yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar. Hasil
belajar merupakan suatu hasil dari apa yang kita terima setelah proses
pembelajaran. Jadi belajar dan hasil belajar merupakan 2 (dua) komponen ysng
tidak terpisahkan.
Sehubungan
dengan rendahnya hasil belajar IPS siswa terhadap materi penduduk Indonesia pada kelas VI SD Negeri
No. 117846 Sei Berombang yang
disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1.Dari peserta anak didik itu sendiri
2.Sarana prasarana
3.Guru
4.Metode pembelajaran yang digunakan
5.Bentuk penilaian yang tidak otentik
F. Hipotesis Penelitian Tindakan
Penerapan diskusi kelompok dapat meningkatkan
hasil dan minat belajar siswa pada materi penduduk
Indonesia pada mata pelajaran IPS di kelas VI SD
Negeri No. 117846 Sei Berombang Tahun Pelajaran 2015/2016.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek,
Tempat, dan Waktu Penelitian, dan Pihak yang Membantu
Subyek penelitian adalah siswa-siswi
kelas VI SD Negeri 117846 Sei Berombang tahun pelajaran 2015/2016 pada materi Penduduk Indonesia perbaikan pembelajaran
dilaksanakan di Kelas VI SD Negeri 117846
Sei Berombang,
Kecamatan Panai Hilir, sedangkan
waktuperbaikan
pembelajaran berlangsung mulai tanggal 20 Nopember sampai 27 Nopember 2015.
Tabel 3. 1 Jadwal perbaikan pembelajaran sebagai
berikut :
No
|
Hari/tanggal
|
Kelas
|
Jam Ke
|
Mata Pelajaran
|
Siklus
|
Ket
|
1.
|
Selasa,
20 Oktober 2015
|
VI
|
1 s/d 2
|
IPS
|
I
|
|
2.
|
Selasa,
27 Oktober 2015
|
VI
|
1 s/d 2
|
IPS
|
II
|
|
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1) Siklus
I
a) Rencana
Rencana
perbaikan pembelajaran yang peneliti susun antara lain meliputi: (1) Mengadakan
tanya jawab dan diskusi tentang materi pembelajaran FPB dan KPK, (2) Siswa
membahas soal-soal pada materi Penduduk Indonesia.
b) Pelaksanaan
Adapun
pelaksanaan dari rencana pembelajaran antara lain sebagai berikut: (1) Guru menjelaskan materi dengan
melakukan tanya
jawab dengan siswa, (2) Membimbing
siswa dalam mengerjakan LKS,
(3) Membahas
LKS untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerima penjelasan guru.
c) Pengamatan/Pengumpulan
Data/Instrumen
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini peneliti dibantu oleh rekan sejawat yang
bertindak sebagai pengamat. Dengan demikian akan diperoleh sampel data yang
memangsangat di butuhkan dalam mengadakan perbaikan pembelajaran
ini. Agar pengamatan ini dapat berjalan dengan baik maka untuk memulai dari kesepakatan antara
pengamat dengan peneliti, hal ini bertujuan agar pengamatan yang dilakukan
lebih terarah pada masalah yang akan diamati.Beberapa aspek yang diamati antara
lain. (1) Menjelaskan
konsep Penduduk Indonesia, (2) Memimpin
diskusi kelompok, (3) Membimbing
siswa berdiskusi, (4) Menarik
kesimpulan.
d) Refleksi
Kegiatan pada
siklus 1 ini merupakan refleksi yang akan kami gunakan dalam melihat kekurangan
dan kelebihan yang mungkin timbul pada perbaikan pembelajaran, sehingga dapat
kami temukan beberapa kekuatan dan kelemahan pada diri peneliti. Antara lain: (1) Kekuatan, dengan mengadakan perbaikan pembelajaran
ini peneliti bisa lebih rinci dalam melihat permasalahan yang sering timbul
pada pembelajaran pada umumnya, maka peneliti jugabisa segera membuat rencana
perbaikan yang bisa meminimalkan masalah yang ada. (2) Kelemahan, pada saat ini ternyata penelitian yang
dilakukan oleh peneliti jarang tidak bisa diakui keabsahannya, karena
penelitian ini dilakukan dalam skala yang sempit (hanya pada kelompok-kelompok
tertentu).
2) Siklus
2
a) Rencana
Pada
pelakasanaan pembelajaran siklus 1, ternyata hasil evaluasi belajar siswa
menunjukkan bahwa pemahaman tentang materi FPB dan KPK masih kurang, untuk itu peneliti membuat rencana
perbaikan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan perbaikan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
Berdasarkan
faktor-faktor penyebab kurang berhasilnya pembelajaran matematika yang telah
dilaksanakan maka peneliti merancang rencana secara umum dalam melaksanakan
perbaikan pembelajaran materi diantaranya sebagai berikut:(1)Mengadakan dialog dengan siswa yang
membahas tentang materi yang lalu,
(2) Memberikan
tugas kelompok yang berupa lembar kerja kelompok, sehingga peneliti dapat
mengukur kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran, (3) Menerapkan metode diskusi kelompok.
Adapun
tahapan-tahapan perencanaan perbaikan pembelajaran sebagai berikut: (1) Membuat rencana perbaikan
pembelajaran secara tertulis yang berisi langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran yang sekiranya siswa dapat dengan mudah mengikuti pembelajaran. (2) Menyiapkan lembar ulangan harian
yang merupakan hasil kesepakatan antara peneliti dan teman sejawat yang
bertindak sebagai selaku pengamat, (3) Membuat lembar kerja kelompok untuk mengetahui
tingkat keberhasilan pembelajaran siswa.
b) Pelaksanaan
Dalam
pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan beberapa hal terutama tujuan yang
hendak dicapai. Sedangkan langkah-langkah perbaikan pembelajaran yang akan
dilaksanakan yaitu: (1) Mengisi
LKS yang sudah disediakan,
(2) Mendiskusikan masalah soal-soal Penduduk Indonesia, (3) Mengadakan
tanya jawab mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan materi,
(4) Siswa
mengerjakan soal postes, (5) Secara
bersama-sama siswa membuat kesimpulan hasil belajar.
c) Pengamatan/Pengumpulan
Data/Instrumen
Dalam
melaksanakan perbaikan pembelajaran ini kami dibantu oleh rekan sejawat yang
bertindak sebagai pengamat. Dengan demikian akan diperoleh data-data yang
memang sangat di
butuhkan dalam mengadakan perbaikan pembelajaran ini. Agar pengamatan ini dapat
berjalan dengan baik maka untuk
memulai dari kesepakatan antara pengamat dengan peneliti, hal ini bertujuan
agar pengamatan yang dilakukan lebih terarah pada masalah yang akan
diamati.Beberapa aspek yang diamati antara lain, sebagai berikut: (1) Menjelaskan kembali materi Penduduk Indonesia , (2) Memimpin
diskusi kelompok, (3) Menarik
kesimpulan.
d) Refleksi
Kegiatan
siklus 2 selanjutnya adalah refleksi yang berguna untuk menemukan beberapa hal
yang telah dilakukan sehingga peneliti dapat diketahui beberapa hal yang
menjadi kekuatan dan kelemahan diri yaitu; (1) Kekuatan, berbagai hal yang menjadi kekuatan atau
manfaat antara lain peneliti dapat secara langsung memperbaiki praktik-praktik
pembelajaran yang selama ini dilakukan agar menjadi lebih baik dan efektif
karena dapat melihat/merasakan/menghayati dan bisa menawarkan cara baru untuk
memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan cara melihat berbagai indikator
keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa.2Kelemahan, Validasi PTK ini masih sering
dipertanyakan karena metodologi yang agak longgar yang bersifat informal
meskipun dijaga keobjektifannya masih menimbulkan keraguan.Hasil penelitian
yang dilakukan tidak dapat digeneralisaskikan karena memang hasil tersebut
hanya terkait dengan siswa didalam kelas yang telah disesuaikan dengan situasi
dan kondisi yang ada.
Gambar 3.1 Desain perbaikan pembelajaranmatematika
Designnya (Kemmis & McTaggart,
1990).
Gambar 3.2 Siklus perbaikan pembelajaran matematika
|
(Sumber:
Wardani, Julaeha, & Marsinah, 2005)
3) Prosedur Pelaksanaan
Langkah yang ditempuh dalam perbaikan
pembelajaran mata pelajaran matematika: (a) Sebagai kegiatan awal guru
mengadakan tanya
jawab dengan siswa, (b) Menyajikan materi melalui metode
diskusi kelompok, (c) Melakukan pengamatan diluar
kelas, (d) Menganalisa LKS,
(e) Menarik Kesimpulan.
Sesuai masalah yang dihadapi
yaitu banyaknya siswa yang kurang memahami materi, yang menjadi perhatian
khusus dalam perbaikan pembelajaran matematika kelas VI adalah mengupayakan agar siswa
dapattermotivasi minat belajarnya.
C. Teknik
Analisis Data
Untuk
mengetahui keefektipan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan
analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan
atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui
prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap
kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk
menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah
proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan
evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis
ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1) Untuk
menilai ulangan harian
Peneliti
melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi
dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata
ulangan harian dapat dirumuskan:
Dengan
: = Nilai
rata-rata
Σ X =
Jumlah semua nilai siswa
Σ N =
Jumlah siswa
2)
Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan
belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk
pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang
siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan
kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 75% yang telah
mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung
persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika
sebelum diadakan penelitian dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.
Tabel
4.2 Daftar Hasil Penilaian Pra Siklus
· Jumlah
Siswa : 15 siswa
· Jumlah
Soal
: 10 butir
· Jumlah
nilai maksimal perorangan :
100
· Jumlah
nilai maksimal klasikal :
1550
· Ketuntasan
yang diharapkan : 65 %
· Jumlah
siswa yang Tuntas : 6 siswa
· Jumlah
siswa yang Tidak Tuntas : 10 siswa
· Prosentase
ketuntasan
: 36,00 %
Gambar
4.3 Grafik Hasil Penilaian Pra Siklus
Berdasarkan tabel dan gambar
grafik diatas tentang hasil nilai ulangan harian Ilmu Pengetahuan Sosial
sebelum diadakan perbaikan
pembelajaran pada siswa Kelas VI SD
Negeri 117846 Sei Berombang tahun pelajaran 2015/2016 ada 10 siswa (64,00%)
yang dinyatakan belum tuntas, 5 siswa (36,00%) dinyatakan tuntas, dengan nilai siswa terendah 50, nilai tertinggi 80.
1) Deskripsi Siklus I
Hasil observasi tentang proses belajar siswa pada materi Penduduk Indonesia Siklus I tentang hasil
pengamatan proses belajar matematika siklus I pada siswa Kelas VI SD Negeri 117846 Sei
Berombang tahun pelajaran
2015/2016, yang meliputi aspek; (1) Memahami cara pengerjaan Penduduk Indonesia, (2) Menjelaskan cara pengerjaan Penduduk Indonesia, (3) Mengumpulkan informasi
tentang bagaimana cara
pengerjaan Penduduk Indonesia.
Hasil belajar siswa pada siklus I
dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik
berikut.
Tabel
4.3 Daftar Hasil Penilaian Siklus I
NO
|
NAMA SISWA
|
NILAI
|
TUNTAS
|
Tidak Tuntas
|
1
|
Lamhot
|
60
|
|
√
|
2
|
Khoirul Azmi
|
70
|
√
|
|
3
|
Baharuddin
|
50
|
|
√
|
4
|
Suci Maulida
|
60
|
|
√
|
5
|
Mardiah
|
80
|
√
|
|
6
|
Mayang Sari
|
50
|
|
√
|
7
|
Suliwo Sari
|
60
|
|
√
|
8
|
Romadhon
|
70
|
√
|
|
9
|
M.Ridwan
|
80
|
√
|
|
10
|
Lilik Faisal
|
50
|
|
√
|
11
|
Masitoh
|
70
|
√
|
|
12
|
Mulyana
|
60
|
|
|
13
|
Taufik
|
50
|
|
|
14
|
Agung
|
80
|
√
|
|
15
|
M. Sahrul
|
50
|
|
|
JUMLAH
|
1550
|
|
10
|
5
|
Rata-rata
|
62,00
|
|
|
|
Persentasi (%)
|
36,00
|
|
|
|
· Jumlah
Siswa
: 15 siswa
· Jumlah
Soal
: 10 butir
· Jumlah
nilai maksimal perorangan :
100
· Jumlah
nilai maksimal klasikal :
1690
· Ketuntasan
yang diharapkan : 65 %
· Jumlah
siswa yang Tuntas : 10 siswa
· Jumlah
siswa yang Tidak Tuntas : 5 siswa
· Prosentase
ketuntasan : 60,00 %
Gambar 4.4 Grafik Hasil Penilaian Siklus I
Berdasarkan
tabel dan gambar grafik diatas tentang hasil nilai ulangan harian matematika
materi Penduduk Indonesia siklus I pada siswa Kelas VI SD Negeri 117846
Sei Berombang tahun pelajaran 2015/2016 masih ada 10 siswa (40,00%) yang
dinyatakan belum tuntas, 15 siswa (60,00%)
dinyatakan tuntas, dengan nilai siswa terendah 50, nilai tertinggi 80 dan nilai rata kelas
67,60.
2) Deskripsi Siklus II
Hasil observasi
tentang proses belajar siswa pada materi Penduduk Indonesia Siklus IItentang hasil
pengamatan proses belajar matematika siklus II pada siswa Kelas VI SD Negeri 117846 Sei Berombang tahun pelajaran 2015/2016, yang meliputi aspek; (1) Memahami cara pengerjaan Penduduk Indonesia, (2) Menjelaskan cara
pengerjaan Penduduk Indonesia,
(3) Mengumpulkan informasi tentang bagaimana cara pengerjaan Penduduk Indonesia.
Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel dan gambar
diagram berikut.
Tabel
4.4 Daftar Hasil Penilaian Siklus II
NO
|
NAMA SISWA
|
NILAI
|
TUNTAS
|
Tidak Tuntas
|
1
|
Lamhot
|
60
|
|
√
|
2
|
Khoirul Azmi
|
70
|
√
|
|
3
|
Baharuddin
|
50
|
√
|
|
4
|
Suci Maulida
|
60
|
√
|
|
5
|
Mardiah
|
80
|
√
|
|
6
|
Mayang Sari
|
50
|
|
|
7
|
Suliwo Sari
|
60
|
√
|
|
8
|
Romadhon
|
70
|
√
|
|
9
|
M.Ridwan
|
80
|
√
|
|
10
|
Lilik Faisal
|
50
|
|
|
11
|
Masitoh
|
70
|
√
|
|
12
|
Mulyana
|
60
|
|
|
13
|
Taufik
|
50
|
|
|
14
|
Agung
|
80
|
√
|
|
15
|
M. Sahrul
|
50
|
|
√
|
JUMLAH
|
1550
|
|
9
|
|
Rata-rata
|
62,00
|
|
|
|
Persentasi (%)
|
36,00
|
|
|
|
· Jumlah
Siswa : 15 siswa
· Jumlah
Soal
: 10 butir
· Jumlah
nilai maksimal perorangan :
100
· Jumlah
nilai maksimal klasikal :
1920
· Ketuntasan
yang diharapkan : 65 %
· Jumlah
siswa yang Tuntas : 14 siswa
· Jumlah
siswa yang Tidak Tuntas : 1 siswa
· Prosentase
ketuntasan : 96,00 %
Gambar 4.5 Grafik Hasil Penilaian Siklus II
Hasil
nilai ulangan harian matematika materi Penduduk Indonesi, siklus II pada siswa
Kelas VI SD Negeri 117846 Sei Berombang tahun pelajaran 2015/2016 semua siswa yang berjumlah 14
siswa (96,00%) dinyatakan tuntas, dengan nilai siswa terendah 60, nilai
tertinggi 90 dan nilai rata kelas 76,80.
B. Pembahasan
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Hasil pembahasan dalam penelitian ini ada 3 hal,
meliputi tindakan, proses belajar, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika
materi Penduduk Indonesia. Pelaksanaan pembelajaran matematika pada siswa
Kelas VI SD Negeri 117846 Sei Berombang tahun pelajaran 2015/2016 belum menggunakan metode
diskusi kelompok. Pada siklus I menggunakan menggunakan metode diskusi kelompok
dengan bimbingan guru. Dilanjutkan siklus II menggunakan menggunakan metode
diskusi kelompok dengan bimbingan guru. Hal tersebut dimaksudkan untuk
mengkombinasikan penggunaan metode agar siswa lebih paham.
BAB
V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika siswa pada materi Penduduk Indonesia dapat meningkat melalui
penerapan metode diskusi kelompok di Kelas VI SD Negeri 117846 Sei Berombang tahun pelajaran 2015/2016.Peningkatan hasil belajar
siswa ditunjukkan dengan persentasi ketuntasan kelas pada pra siklus 36,00%,
pada siklus I 60,00%, dan siklus II mencapai 96,00% yang tuntas.
B. Saran
Saran bagi guru pergunakan metode yang bervariasi dan sesuai dengan materi dan kondisi siswa dan gunakan alat peraga yang mudah
diterapkan kepada siswa, sederhana tetapi dapat meningkatkan proses siswa. Memotivasi siswa tentang pentingnya
pendidikan bagi kehidupan.Mengajar dan mendidik siswa secara professional.Saran bagi Kepala Sekolah: Berikan dorongan dan motivasi kepada
guru untuk selalu melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Lengkapi sarana dan prasarana penunjang
kegiatan belajar mengajar.2. Metode diskusi kelompok tipe NHT sebagai suatu kejadian belajar mengajar yang
membicarakan suatu topik atau masalah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
(dapat guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lainnya), dimana orang-orang
yang berbincang memiliki perhatian yang sama terhadap topik atau masalah yang
menjadi pokok pembicaraan. Sehingga mendapat berbagai alternatif jawaban
terhadap topik atau masalah yang didiskusikan.
3. Pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode diskusi kelompok tipe
NHT jauh lebih baik dari pada mengandalkan metode ceramah dalam mengajar,
karena metode ceramah dapat membosankan saat mengikuti pembelajaran.
4. Pembelajaran dengan menggunakan
metode diskusi kelompok tipe NHT akan
memberikan kemudahan siswa untuk memahami pelajaran jauh lebih baik karena
siswa belajar dengan bersama-sama.
5. Pembagian kelompok diskusi kelompok tipe NHT dapat
meningkatkan prestasi siswa sebagai anggota kelompok.
B. Saran
Perbaikan pembelajaran
untuk semua mata pelajaran perlu dilakukan oleh semua guru. Guru akan
mengidentifikasi semua masalah-masalah yang ada dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode diskusi kelompok tipe NHT.
Di
samping itu pula pemerintah atau pihak terkait dengan pendidikan agar selalu
mengupayakannya peningkatan kepropesionalan guru dengan melalui penataran
dengan sistem bergulir atau arah jarum jam, agar kualitas sama dan merata serta
prestasi belajar siswa dapat bersaing.
Untuk
siswa, agar bisa menerapkan penggunaan metode diskusi kelompok tipe NHT ini dalam pembelajaran IPS, khususnya materi
tentang penduduk Indonesia. Dengan
menggunakan metode ini terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa.
Untuk
guru, hendaknya mampu melibatkan seluruh siswa untuk aktif dalam pembelajaran
terutama dalam kegiatan diskusi kelompok
tipe NHT sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa
dalam memahami materi yang sedang dipelajari.
DAFTAR
PUSTAKA
Anitah,
W. Sri. (2009).Strategi Pembelajaran di
SD.Jakarta : Universitas Terbuka
Bellens,
dkk.(1990).Belajar Aktif Ilmu Pengetahuan
Sosial.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Winata,
S. Udin (2005).Strategi Belajar.Jakarta : Universitas Terbuka
Winata,
S. Udin (2005).Materi dan Pembelajaran.Jakarta
: Universitas Terbuka
WardaniI. G. A. K., Wihardit
Kurwaya Nasution Noehi (2006).Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).Jakarta : Universitas Terbuka
Wibisono
C, Y., dkk.(2001).Atlas Lengkap Ilmu
Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar.Jakarta : C.V. Pradika
Langganan:
Postingan (Atom)