BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pelajaran IPA sangat dibutuhkan, karena IPA dapat membantu mengembangkan sikap berpikir siswa terhadap lingkungan dan mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan dalam keseharian siswa. Namun, pernyataan tersebut diatas tidak sejalan dengan kenyataan yang ada di SD Negeri No.115507 Wonosari, hal ini bisa dilihat dari hasil belajar yang kurang memuaskan pada pelajaran IPA kelas 5 di SDN 115507 Wonosari khususnya pada materi " Pesawat Sederhana ". berdasarkan hasil ulangan siswa hanya 5 dari 25 siswa yang mencapai nilai 70. Dan pada saaat pelajaran berlangsung, banyak ditemukan siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, suasana kelas rebut, siswa merasa bosan dengan penjelasan guru dan kurang memahami materi pelajaran sehingga pada saat diberikan ulangan,hasilyang didapatkan siswa belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ).
Beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di atas yaitu siswa tidak tertarik dan tidak serius mengikuti penjelasan yang disampaikan guru, karena bersifat satu arah atau monoton. Selain itu, guru jua tidak menjelaskan manfaat pembelajaran dalam kehidupan sehari – hari siswa.
Berdasarkan
kenyataan diatas maka diduga penyebab ketidak seriusan siswa dala belajar
adalah guru tidak menjelaskan apa manfaat pelajaran itu din kehidupan sehari-
hari, penjelasan guru yang monoton dan tidak menarik, tidak melibatka siswa
dalam interaksi pembelajaran sehingga siswa tidak memperhatikan penjelasan yang
disampaikan guru.
Menurut
Brophy & Merrick (1987) Selama proses pembelajaran, motivasi siswa untuk
belajar harus dikembangkan terutama motivasi instrinsik yang timbul dari dalam
diri siswa, karena motivasi instrinsik sebagai konsep tunggal.
Selain itu,keberhasilan dalam melaksanakan pendahuluan pembelajaran juga dapat mendukung proses dan hasil belajar siswa. Menurut Anitah W, dkk ( Strategi Pembelajaran di SD. PDGK 4105 ) keberhasilan proses pembelajaran diantaranya sangat dipengaruhi oleh kegiatan pendahuluan ( pra & awal ) pembelajaran.
Selain itu,keberhasilan dalam melaksanakan pendahuluan pembelajaran juga dapat mendukung proses dan hasil belajar siswa. Menurut Anitah W, dkk ( Strategi Pembelajaran di SD. PDGK 4105 ) keberhasilan proses pembelajaran diantaranya sangat dipengaruhi oleh kegiatan pendahuluan ( pra & awal ) pembelajaran.
Berdasarkan
pendapat diatas, sangat perlunya membangkitkan motivasi siswa dalam belajar
agar terciptanya proses belajar mengajar yang efektif di dalam kelas. Untuk itu,
perlu dilakukan penelitian terhadap upaya peningkatan hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran IPA pada materi " Pesawat Sederhana” dengan metode menggunakan
alat peraga dalam diskusi kelompok.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan hal tersebut, penulis meminta bantuan supervisor untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa masalah yang teridentifikasi adalah ;
1. Hasil belajar siswa masih rendah
2. Penjelasan guru kurang menarik bagi
siswa
3. Guru tidak mengaitkan materi
pelajaran dengan kehidupan nyata siswa
4. Siswa merasa bosan
5. Guru tidak menggunakan alat peraga
Analisis Masalah
Hasil
diskusi yang penulis lakukan dengan supervisor dan teman sejawat tentang penyebab
rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yaitu ;
-
Siswa
tidak memahami manfaat pembelajaran IPA
-
Siswa
kurang terlibat dalam pembelajaran
-
Penjelasan
guru bersifat satu arah
Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan
diskusi dengan supervisor dan teman sejawat, maka penulis memutuskan bahwa
pemecahan masalah adalah dengan menggunakan alat peraga dan metode diskusi kelompok
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan prioritas pemecahan masalah memotivasi
siswa untuk mengikuti pelajaran yang diciptakan secara alamiah sehingga anak
mengalami sendiri apa yang dipelajarinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah
tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
1.
Apakah
Penerapan Teknik menggunakan alat peraga dapat meningkatkan pemahaman dan hasil
belajar siswa terhadap materi Pesawat Sederhana pada pelajaran IPA di kelas V
Semester 2 SD ………..?
2.
Bagaimana
cara menigkatkan minat belajar siswa, terutama pada Mata Pelajaran IPA
C. Tujuan Penelitian Perbaikan
Pembelajaran
Sebagaimana dijelaskan dalam latar
belakang masalah di atas, penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk:
*Mengatasi kesulitan dan sekaligus
mengembangkan prestasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA,
khususnya pada materi Pesawat Sederhana di kelas V Semester 2 SD ………..?
.
3. Manfaat Perbaikan
Hasil dari pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini, diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait,
sebagai berikut:
1.
Bagi
Siswa
1.
Dapat
meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA khususnya
dalam materi Pesawat Sederhana
2.
Sebagai
kegiatan untuk mendorong perkembangan sikap prilaku dan kemampuan dasar peserta
didik.
2.
Bagi
Guru
1.
Sebagai
pedoman untuk menerapakan teknik dan sumber pembelajaran yang menarik
2.
Sebagai
usaha mengubah peserta didik menjadi subjek.
3.
Agar
lebih memahami karakter peserta didik dan lingkungan sekolah sehingga dapat
mengoptimalkan penggunaan teknik dan sumber pembelajaran yang lebih menarik dan
komunikatif, sehingga dapat membantu kemudahan siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
4.
Bagi
Sekolah Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai model pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar bagi peserta didik, sehingga mutu
pendidikan semakin meningkat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN PUSTAKA
Belajar
Menurut Winkel, Belajar
adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan
pemahaman.
Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata,
1984:252) belajar
merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian
menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan
oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada
keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat,
seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Sedangkan
Pengertian Belajar
menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar
merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku,
yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan
sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat
adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta
akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Moh.
Surya definisi
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang
bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar
adalah perubahan dari diri seseorang.
Dari
beberapa pengertian belajar
di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua aktivitas mental atau psikis
yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang
berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
Mengajar
Kegiatan
mengajar pada diri siswa akan tercipta jika ada usaha yang dilakukan oleh
guru, usaha dari pihak ini kita kenal dengan istilah mengajar.
L. Pasaribu
dan B. Simanjuntak mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu
kegiatan mengorganisasikan (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya
dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi
proses belajar didik. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang
disengaja yang dilakukan untuk membantu siswa dalam proses belajarnya.
Menurut Mohamad
Ali bahwa mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam memberi
kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar siswa dengan
tujuan yang telah dirumuskan.
Menurut
Oemar Hamalik, mengajar diartikan sebagai usaha pemberian bimbingan kepada
siswa untuk belajar. Dengan kata lain mengajar adalah menciptakan
lingkungan dan berbagai kemudahan belajar bagi siswa.
Sedangkan
Nana Sudjana mengatakan bahwa mengajar adalah membimbing
kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan
mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan
menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar.
Lebih
lanjut S. Nasution (1982:2) mengungkapkan terdapat beberapa hal
yang berhubungan dengan kegiatan mengajar, antara lain:
- Mengajar berarti membimbing aktivitas anak
- Mengajar berarti membimbing pengalaman anak
- Mengajar berarti membantu anak berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungannya.
Pengertian mengajar
tersebut mengisyaratkan bahwa tugas guru adalah membimbing siswa untuk
belajar dalam rangka mencapai perubahan tingkah laku yang diinginkannya.
Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses mengorganisir
lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga pada diri siswa terjadi
proses belajar. Dalam hal ini, S. Nasution mengemukakan bahwa
mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisir lingkungan sebaik-baiknya
dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
Berdasarkan
beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah
suatu proses kegiatan yang disengaja dan terencana untuk membimbing dan
mengawasi siswa dalam aktivitas belajar untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Hasil Belajar
Implementasi
dari belajar adalah hasil belajar. Berikut di kemukakan defenisi hasil belajar
menurut para ahli
- Dimyati dan Mudjiono hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.
- Djamarah dan Zain hasil belajar adalah apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan aktifitas belajar.
- Hamalik hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.
- Mulyasa hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung.
- Winkel hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
- Sudjana menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
- Suprijono hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Alat Peraga
Berikut ini beberapa definisi/pengertian alat peraga pendidikan
Menurut Sudjana, Pengertian Alat Peraga Pendidikan adalah suatu
alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar
proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien.
Menurut Faizal,
mendefinisikan Alat Peraga Pendidikan sebagai
instrument audio maupun visual yang digunakan untuk membantu proses
pembelajaran menjadi lebih menarik dan membangkitkan minat siswa dalam
mendalami suatu materi.
Menurut Wijaya dan Rusyan, yang
dimaksud Alat Peraga Pendidikan adalah media
pendidikan berperan sebagai perangsang belajar dan dapat
menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih
tujuan-tujuan belajar.
Menurut Nasution, alat peraga pendidikan
adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif”.
Menurut Sumad, mengemukakan bahwa alat peraga atau AVA
adalah alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca
indera. Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan adalah alat
untuk membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil
dengan baik dan efektif.
Menurut Amir Hamzah, bahwa
Alat Peraga Pendidikan adalah adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar
untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif”.
Sedangkan yang dimaksud dengan alat peraga
menurut Nasution adalah “alat bantu
dalam mengajar lebih efektif”.
Dari uraian-uraian di atas jelaslah bahwa
pengertian alat peraga pendidikan adalah
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Tujuan dan Manafaat Alat Peraga Pendidikan
Berikut ini beberapa tujuan dan manfaat alat peraga yaitu:- Alat peraga pendidikan bertujuan agar proses pendidikan lebih efektif dengan jalan meningkatkan semangat belajar siswa,
- Alat peraga pendidikan memungkinkan lebih sesuai dengan perorangan, dimana para siswa belajar dengan banyak kemungkinan sehingga belajar berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-masing individu,
- Alat peraga pendidikan memiliki manfaat agar belajar lebih cepat segera bersesuaian antara kelas dan diluar kelas, (d) alat peraga memungkinkan mengajar lebih sistematis dan teratur.
Secara ringkas, Proses pembelajaran memerlukan
media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi atau materi
pelajaran yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan pencapaian suatu tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan. Fungsi media pendidikan atau alat peraga pendidikan dimaksudkan agar komunikasi antara
guru dan siswa dalam hal penyampaian pesan, siswa lebih memahami dan mengerti
tentang konsep abstrak matematika yang diinformasikan kepadanya. Siswa yang
diajar lebih mudah memahami materi pelajaran jika ditunjang dengan alat peraga
pendidikan.
Metode diskusi
Pengertian Diskusi Kelompok
Pengertian
diskusi kelompok adalah salah satu bentuk kegiatan yang
dilaksanakan dalam bimbingan. Kegiatan diskusi kelompok merupakan kegiatan yang
dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu individu. Kegiatan diskusi kelompok
ini dapat menjadi alternatif dalam membantu memecahkan permasalahan seorang
individu.
Pengertian Diskusi kelompok menurut beberapa ahli :
Moh. Surya, mendefinisikan diskusi
kelompok merupakan suatu proses bimbingan dimana murid-murid akan
mendapatkan suatu kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam
memecahkan masalah bersama. Dalam diskusi ini tetanam pula tanggung jawab dan
harga diri.
Moh. Uzer Usman, menyatakan
bahwa diskusi
kelompok merupakan suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah.
Berdasarkan pengertian
diskusi kelompok tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diskusi kelompok yaitu suatu cara
atau teknik bimbingan yang melibatkan sekelompok orang
dalam interaksi tatap muka, dimana setiap anggota
kelompok akan mendapatkan kesempatan untuk menyumbankan pikiran masing-masing
serta berbagi pengalaman atau informasi guna pemecahan masalah atau pengambilan
keputusan. Dalam diskusi kelompok anggota kelompok menunjuk moderator
(pimpinan), menentukan tujuan, dan agenda yang harus ditaati.
Keunggulan menggunakan metode diskusi diantaranya metode ini
dapat memfasilitasi siswa agar dapat ;
a. Bertukar pikiran
b. Menghayati permasalahan
c. Merangsang siswa untuk
berpendapat
d. Meningkatkan kemampuan
berbicara
e. Belajar memahami
pendapat dan pikiran oran lain
f. Memberikan kesempatan
belajar
Tinjauan Materi
Pengertian IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam)
Menurut Ahli
Pengertian
IPA menurut Srini M. Iskandar, yaitu
Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan
dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan
bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa.
Pengertian
IPA Menurut Maslichah Asy'ari, Sains
adalah pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara yang terkontrol.
Penjelasan ini mengandung maksud bahwa sains selain menjadi sebagai produk juga
sebagai proses. Sains sebagai produk yaitu pengetahuan manusia dan sebagai
proses yaitu bagaimana mendapatkan pengetahuan tersebut.
Berdasarkan
beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Pengertian
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains merupakan pengetahuan
manusia tentang gejala-gejala alam dan kebendaan yang diperoleh dengan cara
observasi, eksperimen/penelitian, atau uji coba yang berdasarkan pada hasil
pengamatan manusia. Pengamatan manusia dapat berupa fakta-fakta, aturan-aturan,
hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan lain sebagain
Materi ajar
PESAWAT SEDERHANA
Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut
pesawat. Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut
dikenal dengan sebutan pesawat sederhana.
Pesawat ada yang rumit
dan ada yang sederhana. Pesawat sederhana dibuat dengan maksud :
a) Melipat gandakan gaya atau kemampuan
kita.
b) Mengubah arah gaya yang kita lakukan.
c) Untuk menempuh jarak yang lebih jauh atau
memperbesar kecepatan.
Pesawat sederhana diperlukan bukan untuk
menciptakan gaya atau menyimpan gaya, tetapi untuk memudahkan pelaksanaan
pekerjaan walaupun membutuhkanwaktu yang lebih lama (lintasan yang lebih jauh).
Pesawat sederhana dikelompokkann menjadi 4 jenis, yaitu :
1. Tuas (pengungkit)
2. Bidang miring
3. Katrol
4. Roda berporos.
JENIS-JENIS
PESAWAT SEDERHANA
1.
Tuas
Tuas lebih dikenal dengan nama pengungkit.
Pada umumnya, tuas atau pengungkit menggunakan batang besi atau kayu yang
digunakan untuk mengungkit suatu benda. Terdapat tiga titik yang
menggunakan gaya ketika kita mengungkit suatu benda, yaitu beban (B), titik
tumpu (TT), dan kuasa (K). Beban merupakan berat benda, sedangkan titik tumpu
merupakan tempat bertumpunya suatu gaya. Gaya yang bekerja pada tuas disebut kuas.
Berdasarkan posisi atau kedudukan beban,
titik tumpu, dan kuasa, tuas digolongkan menjadi tiga, yaitu tuas golongan
pertama, tuas golongan kedua, dan tuas golongan ketiga.
a. Tuas golongan pertama
Pada
tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu terletak di antara beban dan
kuasa. Contoh tuas golongan pertama ini di antaranya adalah gunting, linggis,
jungkat-jungkit, dan alat pencabut paku.
b. Tuas
golongan kedua
Pada
tuas golongan kedua, kedudukan beban terletak di antara titk tumpu dan kuasa.
Contoh tuas golongan kedua ini di antaranya adalah gerobak beroda satu, alat pemotong
kertas, dan alat pemecah kemiri, pembuka tutup botol.
c.
Tuas golongan ketiga
Pada
tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa terletak di antara titik tumpu dan beban.
Contoh tuas golongan ketiga ini adalah sekop yang biasa digunakan untuk
memindahkan pasir atau steples.
2.
Bidang Miring
Bidang miring adalah permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang
berbeda ketinggiannya. Bidang miring memiliki keuntungan, yaitu kita dapat
memindahkan benda ke tempat yang lebih tinggi dengan gaya yang lebih kecil.
Namun demikian, bidang miring juga memiliki kelemahan, yaitu jarak yang di
tempuh untuk memindahkan benda menjadi lebih jauh.
Keuntungan menggunakan bidang miring
ialah tenaga yang dibutuhkan untuk memindahkan suatu benda lebih kecil. Namun
demikian, bidang miring memiliki kelemahan, yakni untuk melaluinya harus
menempuh perjalanan yang jauh, Bidang miring tidak mengurangi pekerjaan,
melainkan mempermudah pekerjaan.
Prinsip kerja bidang miring juga dapat kamu temukan pada beberapa perkakas,
contohnya kampak, pisau, pahat, obeng, dan sekrup. Berbeda dengan bidang miring
lainnya, pada perkakas yang bergerak adalah alatnya. Berikut adalah alat-alat
yang menggunakan prinsip bidang miring.
3.
Katrol
Katrol adalah roda yang dapat berputar pada porosnya. Katrol selalu
digunakan bersama tali. Katrol digunakan untuk membantu mengangkat benda.
Berdasarkan cara kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit karena
memiliki titik tumpu, kuasa, dan beban. Katrol digolongkan menjadi beberapa
macam, yaitu katrol tetap, katrol bebas, katrol majemuk.
a.
Katrol
tetap
Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya
tidak berpindah pada saat digunakan. Katrol yang digunakan pada tiang bendera
dan sumur timba adalah contoh katrol tetap.
b. Katrol bebas
Berbeda dengan katrol tetap, pada katrol
bebas kedudukan atau posisi katrol berubah dan tidak dipasang pada tempat
tertentu. Katrol jenis ini bisa kita temukan pada alat-alat pengangkat peti
kemas di pelabuhan.
c.
Katrol majemuk/ ganda
Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas.
Kedua katrol ini dihubungkan dengan tali. Makin banyak katrol yang digunakan
makin kecil gaya yang dikeluarkan.
4.
Roda Berporos
Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah poros yang
dapat berputar bersama-sama. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana
yang banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda
sepeda, roda kendaraan bermotor, dan gerinda.
Hipotesis Penelitian
dengan menggunakan metode diskusi kelompok kecil pembelajaran telah berhasil meningkatkan hasil belajar IPA siswa pada materi " Pesawat Sederhana " di Kelas V ( lima ) SD Negeri No.115507 Wonosari.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
Subjek Penelitian
yang menjadi subjek penelitian adalah
siswa kelas 5 SD Negeri No.115507 Wonosari yang berjumlah 25 orang dengan
karakteristik menengah kebawah dengan yang berusia antara 10 -14 tahun dan
tinggal di daerah terpencil yang menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa ibunya.
Tempat
dan Waktu Penelitian
Perbaikan pembelajaran IPA
dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri No.115507 Wonosari dengan jadwal sebagai
berikut ;
Pelaksanaan Perbaikan
|
Hari / Tanggal
|
Waktu
|
Siklus I
|
Senin / 27
April 2014
|
Pukul,
08.00 – 08.35 WIB
|
Siklus II
|
Kamis / 1
Mei 2014
|
Pukul,
07.30 – 08.05 WIB
|
Pihak
yang Membantu
Semua kegiatan
yang penulis lakukan dalam proses penelitian, semuanya tak luput dari bantuan,
kerjasama, bimbingan dan campur tangan dari phak – pihak yang sangat
mempengaruhi keberhasilan penelitian yang penulis lakukan. Mereka adalah ;
-
Tutor PKP / Supervisor I, Bapak Drs. Awaluddin
Sitorus, MPd,SD
-
Kepala SD Negeri No.115507 Wonosari
-
Supervisor II
-
Teman Sejawat
-
Pengelola POKJAR Labuhan Bilik
-
Teman – teman Mahasiswa Semester VIII
-
Keluarga
Untuk itu,
penulis sangat berterima kasih atas kerjasama yang telah mereka berikan. Semoga
ALLAH SWT membalas jasa mereka. Jadza kumuLLAHu khoiron katsiron…
Desain
Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur
perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 siklus dimana ditiapn – tiap siklus
terdiri dari 3 tahapan, yaitu ; perencanaan, pelaksanaan dan refleksi.
Indikatorkeberhasilan dalam merencanakan kegiatan pembelajaran penulis
dibimbing oleh supervisor dan teman sejawat.
Langkah – langkah yang ditempuh
dalam perbaikan pembelajaran IPA sebagai
berikut;
a. Melakukan apersepsi pada awal pembelajaran dan
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari – hari untuk
menarik perhatian siswa.
b.
Membagi siswa kedalam beberapa kelompok.
c. Membahas materi dengan ceramah yang melibatkan
kehidupan siswa sehari – hari yang diselingi dengan tanya – jawab dan pemberian
contoh soal.
d. Pada akhir pelajaran dibuat kesimpulan dan PR.
Sesuai dengan
judul yaitu “ Upaya meningkatkan hail belajar siswa Kelas 5 SD Negeri No.115507
dalam Mata Pelajaran IPA pada Materi “ Pesawat Sederhana “. Maka yang menjadi
fokus pada perbaikan pembelajaran IPA adalah meningkatnya hasil yang dicapai
siswa dan mereka secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran.
Sebelum perbaikan pembelajaran
dilaksanakan, peneliti merencanakan perbaikan dalam 3 siklus untuk Mata
Pelajaran
IPA
Keterangan :
M : Merencanakan
L : Melaksanakan
R : Refleksi
Langkah – langkah perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA
Rencana dan langkah perbaikan yang
ditempuh terdiri atas 2 siklus Penjelasan kedua siklus adalah sebagai berikut:
Siklus I
- Berdoa dan absensi siswa
- Melakukan apersepsi melalui tanya jawab tentang pesawat sederhana
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
- Guru memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi pembelajaran
- Siswa menjelaskan macam, contoh dan manfaat pesawat sederhana
- Siswa mendemonstrasikan cara kerja pesawat sederhana
- Siswa menyelesaikan lembar kerja siswa tentang pesawat sederhana.
- Siswa dan guru menyimpulkan materi
- Siswa mengumpulkan lembar kerja siswa ..
- Melakukan refleksi dari langkah-langkah yang telah dilakukan dan merencanakan langkah-langkah pembelajaran pada siklus berikutnya.
Indikator Keberhasilan
Berdasarkan nilai, KKM IPA SDN No.115507 Wonosari adalah 65. Dan
pada saat dilaksanakan tes awal nilai peserta didik berkisar pada angka 60,
maka pencapaian hasil belum sampai 85%, dan artinya perlu dilakukan tindakan
lagi atau siklus berikutnya
Siklus II
- Untuk membangkitkan motifasi siswa belajar, guru menunjukkan beberapa alat rumah tangga dan bertanya jawab tentang manfaat alat tersebut.
- Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai setelah pembelajaran selesai.
- Siswa menyimak penjelasan guru tentang pesawat sederhana mengenai pengungkit atau tuas. (materi).
- Siswa dan guru bertanyajawab tentang pesawat sederhana mengenai pengungkit tuas.
- Siswa secara berkelompok di beri tugas untuk menyelesaikan LKS
- Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
- Siswa dan guru bertanya jawab tentang hasil diskusi.
- Siswa mengumpulkan hasil diskusi.
- Melakukan refleksi dari langkah-langkah yang telah ditempuh dan mengakhiri perbaikan.
- Siswa dan guru menyimpulkan materi pembelajaran tentang sederhana mengenai pengungkit.
- Guru melaksanakan test untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan.
Indikator keberhasilan
Pada
saat tes kedua dilaksanakan, nilai siswa berkisar antara 80 dan hanya 2 orang
siswa yang mendapat nilai 60, maka pencapaian hasil sudah 80% dan artinya
dinyatakan tuntas berdasarkan KKM IPA Kelas 5 yaitu 65.
Teknik
Analisis Data
Berdasarka
hasil ulangan IPA Kelas 5, hanya 25 siswa yang memperoleh hasil belajar 70
keatas. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran masih belum tuntas. Dikatakan tuntas,
apabila 85% dari hasil belajar siswa memperoleh nilai 70 keatas dan Kriteria
Ketuntasan Minimal ( KKM ) IPA Kelas 5 yaitu 65.
Beranjak
dari hal tersebut diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang muncul
adalah ; hail belajar siswa yang rendah, pada saat pembelajaran berlangsung
siswa rebut didalam kelas, tidak memperhatikan penjelasan guru dan sebagian
besar tidak aktif dalam pembelajaran. Maka berdasarkan data tersebut, guru
perlu menggunakan metode diskusi kelompok kecil sebagai solusi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa Kelas 5 SD Negeri No.115507 Wonosari.
Melalui
hasil diskusi bersama supervisor dan teman sejawat, maka penulis perlu
melakukan siklus dengan kisi – kisi sebagai berikut :
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
A. Simpulan
Simpulan hasil perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut.
Kisi
– kisi soal
NO
|
Standar
Kompetensi
|
Kemampuan yang
Diuji
|
indikator
|
Nomor Soal
|
1
|
5.
Memahami hubungan antara gaya, gerak dan energy serta fungsinya.
|
Siswa
dapat memahami makna pesawat sederhana
|
Menjelaskan
pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih ringan
|
Nomor. 1
|
2
|
Siswa
dapat menyebutkan jenis pesawat sederhana
|
Mengidentifikasi
berbagai jenis pesawat sederhana
|
Nomor. 2
|
|
3
|
Siswa
dapat menyebutkan 3 bagian utama tuas.
|
Mengidentifikasi
berbagai jenis pesawat sederhana
|
Nomor. 3
|
|
4
|
Siswa
dapat menyebutkan jarak antara titik tumpu dengan titik beban.
|
Mengidentifikasi
berbagai jenis pesawat sederhana
|
Nomor. 4
|
|
5
|
Mengidentifikasi
berbagai jenis pesawat sederhana
|
Nomor. 5
|
||
6
|
Menggolongkan
berbagai alat rumah tangga sebagain pesawat sederhana.
|
Nomor. 6
|
||
7
|
Mengidentifikasi
berbagai jenis pesawat sederhana
|
Nomor. 7
|
||
8
|
Menggolongkan
berbagai alat rumah tangga sebagain pesawat sederhana.
|
Nomor. 8
|
||
9
|
Mengidentifikasi
kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana
|
Nomor. 9
|
||
10
|
Mengidentifikasi
kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana
|
Nomor. 10.
|
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. deskripsi
Hasil Penelitian Pembelajaran
Pada perbaikan awal, ternyata siswa masih banyak yang
mengalami kesulitan ketika menerima materi pesawat sederhana. Peneliti
merefleksi diri dan berskonsultasi dengan teman sejawat dan kepala sekolah.
Ternyata masih ada hal-hal yang terlewatkan ketika proses pembelajaran
berlangsung, maka peneliti memperbaiki dan mengadakan pembelajaran pada siklus
kedua.
Setelah ada perbaikan pada kesalahan dan
kekurangan-kekurangan proses pembelajaran siklus pertama, maka hasil dari
siklus kedua ada peningkatan yang secara umum dapat dikatakan berhasil.
Berdasarkan
rekapitulasi hasil proses pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
materi pesawat sederhana pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 63,2 dan
siklus II diperoleh nilai rata-rata 78,4 ternyata ada peningkatan dengan selisih
antara nilai rata-rata siklus I dan siklus II sebesar 15,2. Peningkatan
tersebut dapat dinyatakan sebagai peningkatan secara signifikan yang dapat
terekam pada Tabel perolehan nilai siswa berikut ;
TABEL
PEROLEHAN NILAI SISWA PER SIKLUS
No
|
Nama Siswa
|
Nilai per Siklus
|
Keterangan
|
|
Siklus 1
|
Siklus 2
|
|||
1
|
Abdul Rahman
|
70
|
80
|
|
2
|
Ade Kartini
|
40
|
60
|
|
3
|
Amriadi
|
60
|
70
|
|
4
|
Ayu Ariska
|
50
|
70
|
|
5
|
Arpandi
|
50
|
70
|
|
6
|
Dandi
|
60
|
80
|
|
7
|
Dedi Irawan
|
60
|
70
|
|
8
|
Dian Karini
|
40
|
60
|
|
9
|
Fitriani
|
50
|
70
|
|
10
|
Hariandi
|
60
|
80
|
|
11
|
Irawan
|
80
|
90
|
|
12
|
Kumalasari
|
60
|
80
|
|
13
|
Maya Andriani
|
90
|
100
|
|
14
|
M. Sahputra
|
80
|
90
|
|
15
|
Sahputra
|
50
|
70
|
|
16
|
Setiawati
|
50
|
70
|
|
17
|
Siswono
|
70
|
80
|
|
18
|
Sri Bambang Wahyudin
|
70
|
90
|
|
19
|
Sri Handayani
|
50
|
70
|
|
20
|
Sri Yuliani
|
90
|
100
|
|
21
|
Sujono
|
70
|
90
|
|
22
|
Sundari
|
70
|
80
|
|
23
|
Tika Rindiani
|
60
|
70
|
|
24
|
Yunita
|
40
|
70
|
|
25
|
Yusri
|
90
|
100
|
|
JUMLAH
|
1580
|
1960
|
|
|
RATA - RATA
|
63,2
|
78,4
|
|
Dari
table perolehan nilai diatas di dapatkan
rekapitulasi sebagai berikut :
No
|
Nilai
|
Banyak
siswa
|
|
Siklus
1
|
Siklus
2
|
||
1
|
40
|
3
|
0
|
2
|
50
|
6
|
0
|
3
|
60
|
6
|
2
|
4
|
70
|
5
|
10
|
5
|
80
|
2
|
6
|
6
|
90
|
3
|
4
|
7
|
100
|
0
|
3
|
Jumlah
|
25
|
25
|
Dari
hasil rekapitulasi perolehan nilai siswa per siklus dapat di gambarkan dalam
grafik di bawah ini ;
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Setelah
melihat kelemahan yang sudah diketahui dalam perbaikan pembelajaran, guru telah
berupaya untuk memperbaiki pembelajaran agar hasil belajar siswa mencapai nilai
yang memuaskan.
Dari
Siklus 1 pelajaran IPA nilai rata-rata 63,2 mengalami perubahan pada Siklus 2
menjadi 78,4. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan yang dirancang oleh guru
sudah mampu untuk memotivasi siswa sehingga nilai yang mereka peroleh
meningkat.
Nilai
persentase siswa terhadap pelajaran diperoleh denga menggunakan rentang nilai :
0
-
54,9 = Kurang
55,00 -74,9 = Cukup
75,00
-100 = Baik
Untuk
mata pelajaran IPA daftar perolehan hasil belajar siswa per Siklus adalah ;
No
|
RENTANG
NILAI
|
BANYAK
SISWA
|
|
SIKLUS
1
|
SIKLUS
2
|
||
1.
2.
3.
|
0
- 54,9
55,00
-74,9
75,00
-100
|
9
Orang
11
Orang
5
Orang
|
-
12
Orang
13
Orang
|
Dari
Tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai baik pada Siklus 1
hanya 5 orang setelah perbaikan dilakukan pada siklus 2 terlihat peningkatan
menjadi 13 orang yang nilainya baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
proses perbaikan yang dilakukan sudah berhasil. Berdasarkan pernyataan tersebut
di atas dapat dikatakan bahwa adanya perbaikan pembelajaran dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
BAB. V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Simpulan hasil perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut.
- Kegiatan apersepsi yang dilakukan pada awal pembelajaran yang dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-hari, ternyata dapat lebih memudahkan mengarahkan siswa pada kondisi pembelajaran yang akan dilaksanakan.
- Materi pelajaran dapat dipahami oleh siswa dengan teknik diskusi kelompok
- Keaktifan siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan memotivasi dan memberikan penguatan yang baik terhadap siswa.
- Bimbingan dan arahan yang tepat dari guru, dapat membantu siswa mengerjakan soal latihan dengan baik.
- Pemberian motivasi kepada siswa dapat membantu meningkatkan semangat belajar siswa.
- Penting bagi siswa mengetahui ‘ untuk apa ‘ ia mempelajari pelajaran itu.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan di atas, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA
a. Perlunya guru menggunakan teknik pembelajaran yang variatif. Hal ini dilakukan untuk terciptanya proses belajar mengajar yang aktif, kretif, efektif dan menyenangkan.
b. Guru harus inovatif dalam pengadaan alat peraga yang ada dan dekat dengan lingkungan siswa yang dapat menimbulkan motivasi belajar siswa sehingga pembelajaran yang dikelola guru menjadi lebih bermakna.
c. Guru dituntut untuk selalu belajar agar dapat meningkatkan kemampuan dan wawasannya dalam melaksanakan pembelajaran.
d. Bagi guru/peneliti yang lain untuk melanjutkan PTK yang relevan dengan materi ini, maka dapat dijadikan bahan perbandingan hasil penelitian ini.
Berdasarkan simpulan di atas, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA
a. Perlunya guru menggunakan teknik pembelajaran yang variatif. Hal ini dilakukan untuk terciptanya proses belajar mengajar yang aktif, kretif, efektif dan menyenangkan.
b. Guru harus inovatif dalam pengadaan alat peraga yang ada dan dekat dengan lingkungan siswa yang dapat menimbulkan motivasi belajar siswa sehingga pembelajaran yang dikelola guru menjadi lebih bermakna.
c. Guru dituntut untuk selalu belajar agar dapat meningkatkan kemampuan dan wawasannya dalam melaksanakan pembelajaran.
d. Bagi guru/peneliti yang lain untuk melanjutkan PTK yang relevan dengan materi ini, maka dapat dijadikan bahan perbandingan hasil penelitian ini.
Dokumentasi proses persiapan PKP
bisa minta filenya mbak, kirim ke popscorn08@gmail.com makasih ya :)
BalasHapusEnen dia
BalasHapus