Minggu, 25 Mei 2014

LAPORAN PKP @rhmi




BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pelajaran IPA sangat dibutuhkan, karena IPA dapat membantu mengembangkan sikap berpikir siswa terhadap lingkungan dan mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan dalam keseharian siswa. Namun, pernyataan tersebut diatas tidak sejalan dengan kenyataan yang ada di SD Negeri No.115507 Wonosari, hal ini bisa dilihat dari hasil belajar yang kurang memuaskan pada pelajaran IPA kelas 5 di SDN 115507 Wonosari khususnya pada materi " Pesawat Sederhana ". berdasarkan hasil ulangan siswa hanya 5 dari 25 siswa yang mencapai nilai 70. Dan pada saaat pelajaran berlangsung, banyak ditemukan siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, suasana kelas rebut, siswa merasa bosan dengan penjelasan guru dan kurang memahami materi pelajaran sehingga pada saat diberikan ulangan,hasilyang didapatkan siswa belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ).

Beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di atas yaitu siswa tidak tertarik dan tidak serius mengikuti penjelasan yang disampaikan guru, karena bersifat satu arah atau monoton. Selain itu, guru jua tidak menjelaskan manfaat pembelajaran dalam kehidupan sehari – hari siswa.

Berdasarkan kenyataan diatas maka diduga penyebab ketidak seriusan siswa dala belajar adalah guru tidak menjelaskan apa manfaat pelajaran itu din kehidupan sehari- hari, penjelasan guru yang monoton dan tidak menarik, tidak melibatka siswa dalam interaksi pembelajaran sehingga siswa tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru.

Menurut Brophy & Merrick (1987) Selama proses pembelajaran, motivasi siswa untuk belajar harus dikembangkan terutama motivasi instrinsik yang timbul dari dalam diri siswa, karena motivasi instrinsik sebagai konsep tunggal.
Selain itu,keberhasilan dalam melaksanakan pendahuluan pembelajaran juga dapat mendukung proses dan hasil belajar siswa. Menurut Anitah W, dkk ( Strategi Pembelajaran di SD. PDGK 4105 ) keberhasilan proses pembelajaran diantaranya sangat dipengaruhi oleh kegiatan pendahuluan ( pra & awal ) pembelajaran.

Berdasarkan pendapat diatas, sangat perlunya membangkitkan motivasi siswa dalam belajar agar terciptanya proses belajar mengajar yang efektif di dalam kelas. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian terhadap upaya peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA pada materi " Pesawat Sederhana” dengan metode menggunakan alat peraga dalam diskusi kelompok.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan hal tersebut, penulis meminta bantuan supervisor untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa masalah yang teridentifikasi adalah ;
1.      Hasil belajar siswa masih rendah
2.      Penjelasan guru kurang menarik bagi siswa
3.      Guru tidak mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa
4.      Siswa merasa bosan
5.      Guru tidak menggunakan alat peraga


Analisis Masalah

Hasil diskusi yang penulis lakukan dengan supervisor dan teman sejawat tentang penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yaitu ;
-          Siswa tidak memahami manfaat pembelajaran IPA
-          Siswa kurang terlibat dalam pembelajaran
-          Penjelasan guru bersifat satu arah



Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Berdasarkan diskusi dengan supervisor dan teman sejawat, maka penulis memutuskan bahwa pemecahan masalah adalah dengan menggunakan alat peraga dan metode diskusi kelompok untuk meningkatkan hasil belajar siswa  dengan prioritas pemecahan masalah memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran yang diciptakan secara alamiah sehingga anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya.



B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

1.      Apakah Penerapan Teknik menggunakan alat peraga dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa terhadap materi Pesawat Sederhana pada pelajaran IPA di kelas V Semester 2 SD ………..?
2.      Bagaimana cara menigkatkan minat belajar siswa, terutama pada Mata Pelajaran IPA





C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Sebagaimana dijelaskan dalam latar belakang masalah di atas, penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk:

*Mengatasi kesulitan dan sekaligus mengembangkan prestasi siswa dalam mengikuti   pembelajaran IPA, khususnya pada materi Pesawat Sederhana di kelas V Semester 2 SD ………..?

.

3. Manfaat Perbaikan

Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait, sebagai berikut:

1.      Bagi Siswa
1.      Dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA khususnya dalam materi Pesawat Sederhana
2.      Sebagai kegiatan untuk mendorong perkembangan sikap prilaku dan kemampuan dasar peserta didik.
2.      Bagi Guru
1.      Sebagai pedoman untuk menerapakan teknik dan sumber pembelajaran  yang menarik
2.      Sebagai usaha mengubah peserta didik menjadi subjek.
3.      Agar lebih memahami karakter peserta didik dan lingkungan sekolah sehingga dapat mengoptimalkan penggunaan teknik dan sumber pembelajaran yang lebih menarik dan komunikatif, sehingga dapat membantu kemudahan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
4.      Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar bagi peserta didik, sehingga mutu pendidikan semakin meningkat.





BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Belajar
Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau  psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
 Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Moh. Surya definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.

Mengajar
Kegiatan mengajar pada diri siswa akan tercipta jika ada usaha yang dilakukan oleh guru, usaha dari pihak ini kita kenal dengan istilah mengajar.
L. Pasaribu dan B. Simanjuntak  mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasikan (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar didik. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang disengaja yang dilakukan untuk membantu siswa dalam proses belajarnya.
Menurut Mohamad Ali bahwa mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar siswa dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Menurut Oemar Hamalik, mengajar diartikan sebagai usaha pemberian bimbingan kepada siswa untuk belajar. Dengan kata lain mengajar adalah menciptakan lingkungan dan berbagai kemudahan belajar bagi siswa.
Sedangkan Nana Sudjana mengatakan bahwa mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar.
Lebih lanjut S. Nasution (1982:2) mengungkapkan terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan mengajar, antara lain:
  1. Mengajar berarti membimbing aktivitas anak
  2. Mengajar berarti membimbing pengalaman anak
  3. Mengajar berarti membantu anak berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungannya.
Pengertian mengajar tersebut mengisyaratkan bahwa tugas guru adalah membimbing siswa untuk belajar dalam rangka mencapai perubahan tingkah laku yang diinginkannya. Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses mengorganisir lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga pada diri siswa terjadi proses belajar. Dalam hal ini, S. Nasution mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisir lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu proses kegiatan yang disengaja dan terencana untuk membimbing dan mengawasi siswa dalam aktivitas belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.


Hasil Belajar

Implementasi dari belajar adalah hasil belajar. Berikut di kemukakan defenisi hasil belajar menurut para ahli
  1. Dimyati dan Mudjiono  hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.
  2. Djamarah dan Zain  hasil belajar adalah apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan aktifitas belajar.
  3. Hamalik  hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.
  4. Mulyasa  hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung.
  5. Winkel  hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
  6. Sudjana  menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
  7. Suprijono  hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Alat Peraga

Berikut ini beberapa definisi/pengertian alat peraga pendidikan
Menurut  Sudjana,  Pengertian Alat Peraga Pendidikan adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien.
Menurut Faizal, mendefinisikan Alat Peraga Pendidikan sebagai instrument audio maupun visual yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi.
Menurut Wijaya dan Rusyan,  yang dimaksud Alat Peraga Pendidikan adalah media pendidikan berperan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.
Menurut Nasution,  alat peraga pendidikan adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif”.
Menurut Sumad,    mengemukakan bahwa alat peraga atau AVA adalah alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera. Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif.
Menurut Amir Hamzah, bahwa Alat Peraga Pendidikan adalah adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif”.
 Sedangkan yang dimaksud dengan alat peraga menurut Nasution  adalah “alat bantu dalam mengajar lebih efektif”.
Dari uraian-uraian di atas jelaslah bahwa pengertian alat peraga pendidikan adalah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.

 Tujuan dan Manafaat Alat Peraga Pendidikan

Berikut ini beberapa tujuan dan manfaat alat peraga yaitu:
  1. Alat peraga pendidikan  bertujuan agar proses pendidikan lebih efektif dengan jalan meningkatkan semangat belajar siswa,
  2. Alat peraga pendidikan  memungkinkan lebih sesuai dengan perorangan, dimana para siswa belajar dengan banyak kemungkinan sehingga belajar berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-masing individu,
  3. Alat peraga pendidikan memiliki manfaat agar belajar lebih cepat segera bersesuaian antara kelas dan diluar kelas, (d) alat peraga memungkinkan mengajar lebih sistematis dan teratur.
Secara ringkas, Proses pembelajaran memerlukan media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi atau materi pelajaran yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan pencapaian suatu tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Fungsi media pendidikan atau alat peraga pendidikan dimaksudkan agar komunikasi antara guru dan siswa dalam hal penyampaian pesan, siswa lebih memahami dan mengerti tentang konsep abstrak matematika yang diinformasikan kepadanya. Siswa yang diajar lebih mudah memahami materi pelajaran jika ditunjang dengan alat peraga pendidikan.

Metode diskusi

Pengertian Diskusi Kelompok

Pengertian diskusi kelompok adalah salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam bimbingan. Kegiatan diskusi kelompok merupakan kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu individu. Kegiatan diskusi kelompok ini dapat menjadi alternatif dalam membantu memecahkan permasalahan seorang individu.

 Pengertian Diskusi kelompok menurut beberapa ahli :

Moh. Surya, mendefinisikan diskusi kelompok merupakan suatu proses bimbingan dimana murid-murid akan mendapatkan suatu kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan masalah bersama. Dalam diskusi ini tetanam pula tanggung jawab dan harga diri.
Moh. Uzer  Usman, menyatakan bahwa diskusi kelompok merupakan suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah.



Berdasarkan pengertian diskusi kelompok tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diskusi kelompok yaitu suatu cara atau teknik bimbingan yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka, dimana setiap anggota kelompok akan mendapatkan kesempatan untuk menyumbankan pikiran masing-masing serta berbagi pengalaman atau informasi guna pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. Dalam diskusi kelompok anggota kelompok menunjuk moderator (pimpinan), menentukan tujuan, dan agenda yang harus ditaati.
Keunggulan menggunakan metode diskusi diantaranya metode ini dapat memfasilitasi siswa agar dapat ;
a.       Bertukar pikiran
b.      Menghayati permasalahan
c.       Merangsang siswa untuk berpendapat
d.      Meningkatkan kemampuan berbicara
e.       Belajar memahami pendapat dan pikiran oran lain
f.       Memberikan kesempatan belajar



Tinjauan Materi

Pengertian IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam) Menurut Ahli
Pengertian IPA menurut Srini M. Iskandar, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa.
Pengertian IPA Menurut Maslichah Asy'ari, Sains adalah pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara yang terkontrol. Penjelasan ini mengandung maksud bahwa sains selain menjadi sebagai produk juga sebagai proses. Sains sebagai produk yaitu pengetahuan manusia dan sebagai proses yaitu bagaimana mendapatkan pengetahuan tersebut.

Berdasarkan beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains merupakan pengetahuan manusia tentang gejala-gejala alam dan kebendaan yang diperoleh dengan cara observasi, eksperimen/penelitian, atau uji coba yang berdasarkan pada hasil pengamatan manusia. Pengamatan manusia dapat berupa fakta-fakta, aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan lain sebagain

Materi ajar

  PESAWAT SEDERHANA


Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat. Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan pesawat sederhana.
Pesawat ada yang rumit dan ada yang sederhana. Pesawat sederhana dibuat dengan maksud :
a)      Melipat gandakan gaya atau kemampuan kita.
b)      Mengubah arah gaya yang kita lakukan.
c)      Untuk menempuh jarak yang lebih jauh atau memperbesar kecepatan.
Pesawat sederhana diperlukan bukan untuk menciptakan gaya atau menyimpan gaya, tetapi untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan walaupun membutuhkanwaktu yang lebih lama (lintasan yang lebih jauh). Pesawat sederhana dikelompokkann menjadi 4 jenis, yaitu :
1.      Tuas (pengungkit)
2.      Bidang miring
3.      Katrol
4.      Roda berporos.

     JENIS-JENIS PESAWAT SEDERHANA
1.      Tuas
Tuas lebih dikenal dengan nama pengungkit. Pada umumnya, tuas atau pengungkit menggunakan batang besi atau kayu yang digunakan untuk mengungkit suatu benda.  Terdapat tiga titik yang menggunakan gaya ketika kita mengungkit suatu benda, yaitu beban (B), titik tumpu (TT), dan kuasa (K). Beban merupakan berat benda, sedangkan titik tumpu merupakan tempat bertumpunya suatu gaya. Gaya yang bekerja pada tuas disebut kuas.
Berdasarkan posisi atau kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa, tuas digolongkan menjadi tiga, yaitu tuas golongan pertama, tuas golongan  kedua, dan tuas golongan ketiga.
a.   Tuas golongan pertama
Pada tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu terletak di antara beban dan kuasa. Contoh tuas golongan pertama ini di antaranya adalah gunting, linggis, jungkat-jungkit, dan alat pencabut paku.
b.   Tuas golongan kedua
Pada tuas golongan kedua, kedudukan beban terletak di antara titk tumpu dan kuasa. Contoh tuas golongan kedua ini di antaranya adalah gerobak beroda satu, alat pemotong kertas, dan alat pemecah kemiri, pembuka tutup botol. 
c.   Tuas golongan ketiga
Pada tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa terletak di antara titik tumpu dan beban. Contoh tuas golongan ketiga ini adalah sekop yang biasa digunakan untuk memindahkan pasir atau steples. 
2.      Bidang Miring
Bidang miring adalah permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya. Bidang miring memiliki keuntungan, yaitu kita dapat memindahkan benda ke tempat yang lebih tinggi dengan gaya yang lebih kecil. Namun demikian, bidang miring juga memiliki kelemahan, yaitu jarak yang di tempuh untuk memindahkan benda menjadi lebih jauh.
 Keuntungan menggunakan bidang miring ialah tenaga yang dibutuhkan untuk memindahkan suatu benda lebih kecil. Namun demikian, bidang miring memiliki kelemahan, yakni untuk melaluinya harus menempuh perjalanan yang jauh, Bidang miring tidak mengurangi pekerjaan, melainkan mempermudah pekerjaan.
Prinsip kerja bidang miring juga dapat kamu temukan pada beberapa perkakas, contohnya kampak, pisau, pahat, obeng, dan sekrup. Berbeda dengan bidang miring lainnya, pada perkakas yang bergerak adalah alatnya. Berikut adalah alat-alat yang menggunakan prinsip bidang miring.
3.      Katrol
Katrol adalah roda yang dapat berputar pada porosnya. Katrol selalu digunakan bersama tali. Katrol digunakan untuk membantu mengangkat benda.
Berdasarkan cara kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit karena memiliki titik tumpu, kuasa, dan beban. Katrol digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu katrol tetap, katrol bebas, katrol majemuk. 
a.      Katrol tetap
Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berpindah pada saat digunakan. Katrol yang digunakan pada tiang bendera dan sumur timba adalah contoh katrol tetap.
b.      Katrol bebas
Berbeda dengan katrol tetap, pada katrol bebas kedudukan atau posisi katrol berubah dan tidak dipasang pada tempat tertentu. Katrol jenis ini bisa kita temukan pada alat-alat pengangkat peti kemas di pelabuhan.
c.      Katrol majemuk/ ganda
Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas. Kedua katrol ini dihubungkan dengan tali. Makin banyak katrol yang digunakan makin kecil gaya yang dikeluarkan.




4.      Roda Berporos
Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan bermotor, dan gerinda.


Hipotesis Penelitian

dengan menggunakan metode diskusi kelompok kecil pembelajaran telah berhasil meningkatkan hasil belajar  IPA siswa pada materi " Pesawat Sederhana " di Kelas V ( lima ) SD Negeri No.115507 Wonosari.

 



BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Subjek Penelitian
yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri No.115507 Wonosari yang berjumlah 25 orang dengan karakteristik menengah kebawah dengan yang berusia antara 10 -14 tahun dan tinggal di daerah terpencil yang menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa ibunya.
Tempat dan Waktu Penelitian
Perbaikan pembelajaran IPA dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri No.115507 Wonosari dengan jadwal sebagai berikut ;
Pelaksanaan Perbaikan
Hari / Tanggal
Waktu
Siklus I
Senin / 27 April 2014
Pukul, 08.00 – 08.35 WIB
Siklus II
Kamis / 1 Mei 2014
Pukul, 07.30 – 08.05 WIB

Pihak yang Membantu
Semua kegiatan yang penulis lakukan dalam proses penelitian, semuanya tak luput dari bantuan, kerjasama, bimbingan dan campur tangan dari phak – pihak yang sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang penulis lakukan. Mereka adalah ;
-          Tutor PKP / Supervisor I, Bapak Drs. Awaluddin Sitorus, MPd,SD
-          Kepala SD Negeri No.115507 Wonosari
-          Supervisor II
-          Teman Sejawat
-          Pengelola POKJAR Labuhan Bilik
-          Teman – teman Mahasiswa Semester VIII
-          Keluarga
Untuk itu, penulis sangat berterima kasih atas kerjasama yang telah mereka berikan. Semoga ALLAH SWT membalas jasa mereka. Jadza kumuLLAHu khoiron katsiron…


Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 siklus dimana ditiapn – tiap siklus terdiri dari 3 tahapan, yaitu ; perencanaan, pelaksanaan dan refleksi. Indikatorkeberhasilan dalam merencanakan kegiatan pembelajaran penulis dibimbing oleh supervisor dan teman sejawat.
Langkah – langkah yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran IPA sebagai berikut;       
a.       Melakukan apersepsi pada awal pembelajaran dan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari – hari untuk menarik perhatian siswa.
b.      Membagi siswa kedalam beberapa kelompok.
c.       Membahas materi dengan ceramah yang melibatkan kehidupan siswa sehari – hari yang diselingi dengan tanya – jawab dan pemberian contoh soal.
d.      Pada akhir pelajaran dibuat kesimpulan dan PR.

Sesuai dengan judul yaitu “ Upaya meningkatkan hail belajar siswa Kelas 5 SD Negeri No.115507 dalam Mata Pelajaran IPA pada Materi “ Pesawat Sederhana “. Maka yang menjadi fokus pada perbaikan pembelajaran IPA adalah meningkatnya hasil yang dicapai siswa dan mereka secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran.
Sebelum perbaikan pembelajaran dilaksanakan, peneliti merencanakan perbaikan dalam 3 siklus untuk Mata Pelajaran IPA                                      







Keterangan :
M : Merencanakan
L : Melaksanakan
R : Refleksi

Langkah – langkah perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA
Rencana dan langkah perbaikan yang ditempuh terdiri atas 2 siklus Penjelasan kedua siklus adalah sebagai berikut:
Siklus I
  1. Berdoa dan absensi siswa
  2. Melakukan apersepsi melalui tanya jawab tentang pesawat sederhana
  3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
    1. Guru memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi pembelajaran
    2. Siswa menjelaskan macam, contoh dan manfaat pesawat sederhana
    3. Siswa mendemonstrasikan cara kerja pesawat sederhana
    4. Siswa menyelesaikan lembar kerja siswa tentang pesawat sederhana.
    5. Siswa dan guru menyimpulkan materi
    6. Siswa mengumpulkan lembar kerja siswa ..
    7. Melakukan refleksi dari langkah-langkah yang telah dilakukan dan merencanakan langkah-langkah pembelajaran pada siklus berikutnya.

Indikator Keberhasilan
Berdasarkan nilai, KKM IPA SDN No.115507 Wonosari adalah 65. Dan pada saat dilaksanakan tes awal nilai peserta didik berkisar pada angka 60, maka pencapaian hasil belum sampai 85%, dan artinya perlu dilakukan tindakan lagi atau siklus berikutnya

Siklus II
  1. Untuk membangkitkan motifasi siswa belajar, guru menunjukkan beberapa alat rumah tangga dan bertanya jawab tentang manfaat alat tersebut.
  2. Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai setelah pembelajaran selesai.
  3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pesawat sederhana mengenai pengungkit atau tuas. (materi).
  4. Siswa dan guru bertanyajawab tentang pesawat sederhana mengenai pengungkit tuas.
  5. Siswa secara berkelompok di beri tugas untuk menyelesaikan LKS
  6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
  7. Siswa dan guru bertanya jawab tentang hasil diskusi.
  8. Siswa mengumpulkan hasil diskusi.
  9. Melakukan refleksi dari langkah-langkah yang telah ditempuh dan mengakhiri perbaikan.
  10. Siswa dan guru menyimpulkan materi pembelajaran tentang sederhana mengenai pengungkit.
  11. Guru melaksanakan test untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

Indikator keberhasilan
Pada saat tes kedua dilaksanakan, nilai siswa berkisar antara 80 dan hanya 2 orang siswa yang mendapat nilai 60, maka pencapaian hasil sudah 80% dan artinya dinyatakan tuntas berdasarkan KKM IPA Kelas 5 yaitu 65.

Teknik Analisis Data
Berdasarka hasil ulangan IPA Kelas 5, hanya 25 siswa yang memperoleh hasil belajar 70 keatas. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran masih belum tuntas. Dikatakan tuntas, apabila 85% dari hasil belajar siswa memperoleh nilai 70 keatas dan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) IPA Kelas 5 yaitu 65.
Beranjak dari hal tersebut diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang muncul adalah ; hail belajar siswa yang rendah, pada saat pembelajaran berlangsung siswa rebut didalam kelas, tidak memperhatikan penjelasan guru dan sebagian besar tidak aktif dalam pembelajaran. Maka berdasarkan data tersebut, guru perlu menggunakan metode diskusi kelompok kecil sebagai solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas 5 SD Negeri No.115507 Wonosari.
Melalui hasil diskusi bersama supervisor dan teman sejawat, maka penulis perlu melakukan siklus dengan kisi – kisi sebagai berikut :



Kisi – kisi soal
NO
Standar Kompetensi
Kemampuan yang Diuji
indikator
Nomor Soal
1
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak dan energy serta fungsinya.
Siswa dapat memahami makna pesawat sederhana
Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih ringan
Nomor. 1
2
Siswa dapat menyebutkan jenis pesawat sederhana
Mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana
Nomor. 2
3
Siswa dapat menyebutkan 3 bagian utama tuas.
Mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana
Nomor. 3
4
Siswa dapat menyebutkan jarak antara titik tumpu dengan titik beban.
Mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana
Nomor. 4
5

Mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana
Nomor. 5
6

Menggolongkan berbagai alat rumah tangga sebagain pesawat sederhana.
Nomor. 6
7

Mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana
Nomor. 7
8

Menggolongkan berbagai alat rumah tangga sebagain pesawat sederhana.
Nomor. 8
9

Mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana
Nomor. 9
10

Mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana
Nomor. 10.







BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    deskripsi Hasil Penelitian Pembelajaran
Pada perbaikan awal, ternyata siswa masih banyak yang mengalami kesulitan ketika menerima materi pesawat sederhana. Peneliti merefleksi diri dan berskonsultasi dengan teman sejawat dan kepala sekolah. Ternyata masih ada hal-hal yang terlewatkan ketika proses pembelajaran berlangsung, maka peneliti memperbaiki dan mengadakan pembelajaran pada siklus kedua.
Setelah ada perbaikan pada kesalahan dan kekurangan-kekurangan proses pembelajaran siklus pertama, maka hasil dari siklus kedua ada peningkatan yang secara umum dapat dikatakan berhasil.
Berdasarkan rekapitulasi hasil proses pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi pesawat sederhana pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 63,2 dan siklus II diperoleh nilai rata-rata 78,4 ternyata ada peningkatan dengan selisih antara nilai rata-rata siklus I dan siklus II sebesar 15,2. Peningkatan tersebut dapat dinyatakan sebagai peningkatan secara signifikan yang dapat terekam pada Tabel perolehan nilai siswa berikut ;

TABEL PEROLEHAN NILAI SISWA PER SIKLUS
No
Nama Siswa
Nilai per Siklus
Keterangan
Siklus 1
Siklus 2
1
Abdul Rahman
70
80

2
Ade Kartini
40
60

3
Amriadi
60
70

4
Ayu Ariska
50
70

5
Arpandi
50
70

6
Dandi
60
80

7
Dedi Irawan
60
70

8
Dian Karini
40
60

9
Fitriani
50
70

10
Hariandi
60
80

11
Irawan
80
90

12
Kumalasari
60
80

13
Maya Andriani
90
100

14
M. Sahputra
80
90

15
Sahputra
50
70

16
Setiawati
50
70

17
Siswono
70
80

18
Sri Bambang Wahyudin
70
90

19
Sri Handayani
50
70

20
Sri Yuliani
90
100

21
Sujono
70
90

22
Sundari
70
80

23
Tika Rindiani
60
70

24
Yunita
40
70

25
Yusri
90
100

JUMLAH
1580
1960

RATA - RATA
63,2
78,4














Dari table perolehan nilai diatas  di dapatkan rekapitulasi sebagai berikut :
No
Nilai
Banyak siswa
Siklus 1
Siklus 2
1
40
3
0
2
50
6
0
3
60
6
2
4
70
5
10
5
80
2
6
6
90
3
4
7
100
0
3
Jumlah
25
25

Dari hasil rekapitulasi perolehan nilai siswa per siklus dapat di gambarkan dalam grafik di bawah ini ;

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Setelah melihat kelemahan yang sudah diketahui dalam perbaikan pembelajaran, guru telah berupaya untuk memperbaiki pembelajaran agar hasil belajar siswa mencapai nilai yang memuaskan.
Dari Siklus 1 pelajaran IPA nilai rata-rata 63,2 mengalami perubahan pada Siklus 2 menjadi 78,4. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan yang dirancang oleh guru sudah mampu untuk memotivasi siswa sehingga nilai yang mereka peroleh meningkat.
Nilai persentase siswa terhadap pelajaran diperoleh denga menggunakan rentang nilai :
0        - 54,9        = Kurang
55,00 -74,9     = Cukup
75,00 -100       = Baik
Untuk mata pelajaran IPA daftar perolehan hasil belajar siswa per Siklus adalah ;
No
RENTANG NILAI
BANYAK SISWA
SIKLUS 1
SIKLUS 2
1.
2.
3.
      0  - 54,9
55,00 -74,9
75,00 -100
9 Orang
11 Orang
5 Orang
-
12 Orang
13 Orang

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai baik pada Siklus 1 hanya 5 orang setelah perbaikan dilakukan pada siklus 2 terlihat peningkatan menjadi 13 orang yang nilainya baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses perbaikan yang dilakukan sudah berhasil. Berdasarkan pernyataan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa adanya perbaikan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.





BAB. V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Simpulan hasil perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut.
  1. Kegiatan apersepsi yang dilakukan  pada awal pembelajaran yang dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-hari, ternyata dapat lebih memudahkan mengarahkan siswa pada kondisi pembelajaran yang akan dilaksanakan.
  2. Materi pelajaran dapat dipahami oleh siswa dengan teknik diskusi kelompok
  3. Keaktifan siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan memotivasi dan memberikan penguatan yang baik terhadap siswa.
  4. Bimbingan dan arahan yang tepat dari guru, dapat membantu siswa mengerjakan soal latihan dengan baik.
  5. Pemberian motivasi kepada siswa dapat membantu meningkatkan semangat belajar siswa.
  6. Penting bagi siswa mengetahui ‘ untuk apa ‘ ia mempelajari pelajaran itu.
B.   Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan di atas, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA
a.   Perlunya guru menggunakan teknik pembelajaran yang variatif. Hal ini dilakukan untuk terciptanya proses belajar mengajar yang aktif, kretif, efektif dan menyenangkan.
b.   Guru harus inovatif dalam pengadaan alat peraga yang ada dan dekat dengan lingkungan siswa yang dapat menimbulkan motivasi belajar siswa sehingga pembelajaran yang dikelola guru menjadi lebih bermakna.
c.   Guru dituntut untuk selalu belajar agar dapat meningkatkan kemampuan dan wawasannya dalam melaksanakan pembelajaran.
d.  Bagi guru/peneliti yang lain untuk melanjutkan PTK yang relevan dengan materi ini, maka dapat dijadikan bahan perbandingan hasil penelitian ini.



















Dokumentasi proses persiapan PKP












10346654_309430965888943_7502243611431308056_n.jpg
10371385_309430235889016_3417836404356458878_n.jpg




10410508_309430532555653_4368152775178990505_n.jpg


10375020_309430725888967_4883829834332826078_n.jpg


10408043_309430285889011_896034092355363981_n.jpg
 










2 komentar: